Jakarta, Energindo.co.id – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia mengecek langsung kondisi operasi Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi, di perairan Madura, Jawa Timur, 1 Mei 2025.
Tim terdiri atas Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Infrastruktur Anggawira dan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas La Ode Sulaeman.
Mereka mengunjungi Gas Metering Station HCML di Pasuruan dengan didampingi VP Operations HCML Perkasa Sinagabariang dan Manager Marketing HCML Aris Suryanto. “Kunjungan ini menandakan mengalirnya gas HCML melalui pipa jumperline yang baru saja selesai dipasang,” kata Manager Regional Office & Relations HCML, Hamim Tohari.
Tohari mengatakan, HCML telah menyediakan semua data dan informasi pendukung terkait kegiatan operasional yang sedang berjalan. “Kunjungan dari Kementerian ESDM ini merupakan bentuk dukungan terhadap upaya kami terus memperkuat pasokan migas,” katanya.
Menurut Tohari, dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Persentase produksinya mencapai 38 persen dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah,” katanya.
Sejak awal Lapangan BD telah ditargetkan memproduksi gas sebesar 100 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) dan kondensat sebesar kurang lebih 6000 BCPD (Barrel Condensate per Day). Proyek ini dimulai dengan pembangunan pipa bawah laut sepanjang kurang lebih 53 kilometer dari Sampang ke Pasuruan.
Lapangan MDA dan MBH ditargetkan memproduksi gas untuk menyediakan kebutuhan gas dalam negeri. Gas disalurkan melalui pipa dan akan disambungkan dengan East Java Gas Pipeline (EJGP) dengan jumlah produksi sesuai dengan POD 120 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Sementara itu, Lapangan MAC memiliki kapasitas produksi gas 50 MMSCFD dengan penjualan gas per 30 April 2025 38 MMSCFD.