Anda jurnalis yang sering pusing dengan angka-angka? Mau diapakan data-data itu? Jika itu persoalannya, mari ikuti tip dari Dr. Endah Saptorini, praktisi dan pengamat media yang kini menjadi dosen tamu di Inggris, sebagamaimana diungkapkan dalam peluncuran Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2025, 17 Juni 2025, di Jakarta, melaui telekonferensi. Menurutnya, agar angka-angka statistik menjadi hidup, seorang wartawan harus mampu menjadikan angka dalam statistik bercerita. Artinya, angka statistik itu harus dijadikan rujukan untuk menjelaskan sesuatu, bukan sekadar angka-angka yang statis.
Endah Saptorini, terlihat tersenyum di layar belakang
Menurut perempuan yang rutin menjadi Juri AJP ini, angka-angka statistik muncul karena ada peristiwa yang melatarbelakanginya, bukan lahir begitu saja. “Karena itu, seorang jurnalis harus mampu melihat dan menggali peristiwa di balik kemunculan angka-angka itu,” ungkapnya sambil membetulkan kaca matanya yang unik, di mana satu frame berbentuk bulat dan frame satu lagi berbentuk kotak.
Riza Primadi, Praktisi Media, juga hadir memberikan pencerahan kepada para wartawan
Agar angka-angka statistik menjadi hidup, Endah menyarankan agar seorang jurnalis mampu mengidentifikasi pola dalam angka-angka dan melihat anomali di dalamnya, serta menjelaskan bagaimana dan kenapa hal itu bisa terjadi. “Jangan lupa, angka-angka itu perlu juga disajikan dengan infografis sehingga lebih menarik,” ungkapnya penuh semangat meski berbicara dari seberang benua.
Salah satu kegiatan Pertamina terkait pemberdayaan masyarakat
Sebagai salah satu juri dari AJP 2025, pesan itu penting untuk dicermati. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina membuka peluang yang luas kepada insan media di seluruh Indonesia untuk berperan aktif dan sekaligus memenangkan AJP 2025.
Fadjar menambahkan, para pemenang pertama setiap kategori di teritori selain mendapatkan hadiah juga akan kembali berkompetisi di tingkat nasional untuk memperebutkan juara nasional 1, 2 dan 3 serta Best of The Best. “Seleksi karya AJP sangat ketat dan berjenjang baik oleh Dewan Juri Teritori maupun Dewan Juri Nasional,” imbuh Fadjar.
Fadjar menambahkan, Pertamina membagi AJP 2025 menjadi 10 teritori yakni Sumatra Bagian Utara (Sumbagut), Sumatra Bagian Tengah (Sumbagteng), Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel), DKI Jakarta – Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Tengah (JBT), Jatimbalinus dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku – Papua dan Holding.
Pembagian teritori, imbuh Fadjar, disesuaikan dengan domisili tugas jurnalis bukan wilayah peliputan. Setiap jurnalis di teroriti mana pun bebas melakukan liputan terkait Pertamina dimana pun, tidak terbatas di wilayah domisilinya.
Setiap jurnalis juga bisa mengikuti AJP 2025 sesuai kategori yang disiapkan Pertamina baik Pilar Bisnis maupun Non Bisnis. Peserta AJP dapat mendaftarkan karyanya dengan jumlah karya tidak terbatas. Persyaratan AJP 2025 dapat mengunjungi https://www.pertamina.com/id/ajp-home.
AJP merupakan kegiatan rutin tahunan Media Communication Pertamina yang sudah berjalan secara konsisten sejak 2003 dan tahun 2025 ini memasuki edisi ke-22 tahun. AJP 2025 merupakan ajang apresiasi untuk Jurnalis Media seluruh Indonesia, serta merayakan karya-karya jurnalistik terbaik jurnalis tanah Air.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.