Jakarta, Energindo.co.id — Upaya menjaga kebersihan lingkungan kini menjadi langkah nyata bagi masyarakat Desa Rengel, Kabupaten Tuban. Melalui program Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas yang digagas oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama SKK Migas, warga Desa Rengel berhasil mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2023 EMCL turut andil dalam program pengelolaan sampah tersebut melalui pembangunan TPS di desa Rengel. Selain itu, EMCL juga turut menyumbangkan inovasi berupa alat konversi plastik menjadi bahan bakar cair (Lathi Geni), program ini terbukti berhasil mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah — dari beban menjadi sumber daya produktif.
Hingga saat ini, penerima manfaat di 8 RW dan menjadi anggota Bank sampah dengan jumlah rata-rata 70 keluarga dalam satu RW. Dari Program pengelolaan sampah ini, pemasukan tabungan sampah rata rata 4 juta per bulan. Dari aspek lingkungan, warga juga aktif mengolah 30% sampah organik menjadi kompos dan pakan maggot, yang dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan lokal. Inovasi ini tak hanya mengurangi limbah tetapi juga memperkuat ekonomi sirkular di tingkat desa.
“Kami bangga melihat bagaimana masyarakat Desa Rengel bertransformasi menjadi lebih mandiri. Program ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga tentang perubahan perilaku dan semangat gotong royong untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Joni Wicaksono, Community Relations ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Sementara itu, Kepala Desa Rengel, Bapak Mundir, menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah desa, EMCL, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan program ini. “Program ini telah membawa manfaat nyata bagi warga kami. Lingkungan menjadi bersih, ada tambahan pendapatan bagi masyarakat, dan lahir kesadaran baru bahwa sampah bisa menjadi sumber penghidupan,” ujar Mundir.
Dengan total penerima manfaat mencapai 5.605 rumah tangga di 10 desa, program pengelolaan sampah EMCL kini menjadi model pemberdayaan lingkungan yang diakui di wilayah Bojonegoro dan Tuban. Ke depan, EMCL bersama SKK Migas berkomitmen untuk memperluas jangkauan program ini agar semakin banyak masyarakat yang merasakan dampak positifnya.
Sementara itu, Heru Setyadi, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menegaskan bahwa inisiatif seperti ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi dan ekonomi berkelanjutan di tingkat akar rumput. “Program pengelolaan sampah oleh EMCL di Rengel mencerminkan semangat Asta Cita Pemerintah untuk memperkuat ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. SKK Migas terus mendorong seluruh KKKS agar berkontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat dan menjaga keseimbangan antara kegiatan industri migas dan pelestarian lingkungan,” ujar Heru.











































































