Jakarta, Energindo.co.id – Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) menganugerahkan penghargaan kepada Prof. Dr. Emil Salim atas dedikasi dan kontribusinya di bidang akademik dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Penghargaan itu diberikan di acara Exhibition & Tribute to Prof. Emil Salim, yang menjadi puncak peringatan Dies Natalis ke-9 SIL UI di Jakarta.
Direktur SIL UI, Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.T, menyatakan, penghargaan ini bukan sekadar simbolik, melainkan juga refleksi atas warisan intelektual dan moral yang ditinggalkan Emil Salim.
“Tanpa Prof. Emil Salim, gerakan lingkungan hidup di Indonesia tidak akan memiliki fondasi kuat seperti sekarang. Pemikiran dan keberanian beliau menjadi inspirasi dalam pengembangan ilmu lingkungan di tanah air,” kata Supriatna, dalam sambutannya di Soehana Hall, The Energy Building, Jakarta.
Menurutnya, kontribusi Emil Salim melampaui ranah akademik. “Beliau dikenal sebagai arsitek utama kebijakan lingkungan hidup nasional, sekaligus sosok yang konsisten menjembatani dunia ilmu pengetahuan, kebijakan publik, dan kepentingan masyarakat. Kami ingin menjadikan momen ini sebagai panggung kolaborasi antarpihak untuk menjawab tantangan lingkungan hidup secara konkret dan ilmiah,” ujarnya.
Acara yang dihadiri oleh kalangan akademisi, pelaku industri, pembuat kebijakan, serta perwakilan lembaga internasional ini dirangkai dengan forum interaktif, seminar, dan pameran yang menampilkan kiprah SIL UI dalam riset dan pengembangan kebijakan lingkungan. Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, dan Sekretaris SKK Migas, Luky Yusgiantoro, turut memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Ketua Panitia Dies Natalis SIL UI, Ir. Rudianto Rimbono mengatakan, penghargaan ini merupakan bagian dari agenda jangka panjang SIL UI dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kepemimpinan moral dan sains dalam menghadapi krisis lingkungan. “Kami berharap acara ini dapat mendorong generasi muda untuk mengikuti jejak Prof. Emil Salim, yang berani berpikir strategis, bersuara untuk kebenaran ilmiah, dan konsisten membela masa depan bumi,” ujarnya.
SIL UI, yang didirikan pada 2016, telah berkembang menjadi institusi pendidikan tinggi yang banyak terlibat dalam menjawab persoalan lingkungan melalui riset terapan, kolaborasi dengan industri, dan advokasi berbasis sains. Dalam sembilan tahun terakhir, lembaga ini membangun jejaring strategis lintas sektor untuk mendukung transisi menuju pembangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Penghargaan kepada Emil Salim sendiri dinilai sebagai penegasan komitmen SIL UI untuk menjadikan nilai-nilai intelektual dan etika publik sebagai pijakan utama pengembangan ilmu lingkungan.
“Kami tidak ingin berhenti pada seremoni. Ini adalah undangan terbuka bagi semua pihak untuk bergerak bersama membangun masa depan yang lebih lestari,” kata Supriatna lagi.
Sementara itu, Roosdinal Rhamdani Salim, putra Emil Salim mengungkapkan bahwa warisan yang selalu dipesankan kepada putra-putrinya adalah mendewakan pendidikan. “Lewat pendidikan bisa mengangkat derajat manusia,” kata Roosdinal. Selain pendidikan, Emil mementingkan integritas. Tanpa integritas manusia tidak akan berarti apa-apa.