Jakarta, Energindo.co.id – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memprediksi akan adanya peningkatan konsumsi harian BBM selama Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Demikian diungkapkan oleh Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam Konferensi Pers Pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM Periode Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2025, Senin (17/3/2025).
Menurutnya, bensin (Gasoline) dengan konsumsi terbesar Pertalite 11,7% dan Pertamax 11,2%. “Adanya penurunan konsumsi harian BioSolar 16,2% dan kenaikan konsumsi harian Avtur sebesar 7,3% dibandingkan dengan konsumsi kondisi normal,” kata Erika.
Untuk itu, ada upaya-upaya yang dilakukan, yaitu KESDM membentuk Tim Posko Nasional Sektor ESDM dalam rangka koordinasi pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM, gas, listrik, serta antisipasi kebencanaan geologi untuk mengamankan Hari Raya Idul Fitri 2025.
Disamping itu, adanya peningkatan Stok BBM sejak H-14 di TBBM maupun Penyalur khususnya di pulau-pulau kecil guna mengantisipasi kendala suplai akibat cuaca ekstrim serta Penambahan Fasilitas Penyimpanan BBM di SPBU-SPBU khususnya di pulau-pulau kecil yang berpotensi terdampak cuaca buruk. “Kita juga
memastikan ketersediaan pasokan BBM khususnya di Jalan Tol & Non-Tol baik di Jawa maupun luar Jawa dengan menyiagakan 125 Terminal BBM, lebih dari 7,746 SPBU, dan 70 DPPU serta penyediaan layanan tambahan BBM, berupa SPBU Siaga, Kiosk Pertamina Siaga, Motorist, dan Mobil tanki stand by.
“Secara umum Kondisi Ketahanan Stok BBM AMAN, baik Bensin (Gasoline), minyak solar (Gasoil), maupun Avtur, dengan Ketahanan Stok dijaga pada kisaran 19-21 hari,” ungkap Erika seraya menambahkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, dan listrik dalam kondisi aman selama Ramadan dan Idulfitri (RAFI) tahun 2025.
Untuk mendukung kelancaran pasokan energi selama RAFI 2025, BPH Migas bersama Pertamina telah menyiagakan125 terminal BBM, 7.746 SPBU, 70 DPPU, serta menyiapkan fasilitas tambahan di wilayah-wilayah dengan permintaan energi yang tinggi.
Lebih jauh, Kementerian ESDM, BPH Migas dan Pertamina juga bakal menyiagakan 40 terminal LPG, 731 SPPBE dan 6.517 agen LPG. BPH Migas menyebut, prognosa ketahanan stok LPG nasional dalam kondisi aman dengan coverage LPG pada kisaran rata-rata 11 sampai 13 hari.
Kondisi stok LPG dipertahankan tetap stabil selama periode Ramadan dan Idulfitri (RAFI) 2025. BPH Migas dan Pertamina juga menyiapkan agen dan pangkalan LPG yang siaga 24 jam, khususnya pada wilayah dengan permintaan yang tinggi.
Di sisi lain, subholding gas berkomitmen dan secara konsisten menjaga keamanan dan keandalan penyaluran gas bumi dari pemasok kepada lebih dari 5.800 pelanggan komersial, industri dan pelanggan kecil, lebih dari 814.000 pelanggan rumah tangga untuk jaringan gas dan pembangkit listrik yang melalui lebih dari 33.000 km jaringan pipa gas.
“Diprediksi terjadi peningkatan penyaluran gas LNG sebesar 53,2% dibandingkan dengan realisasi rafi tahun 2024. Untuk BBG diprediksi akan terjadi peningkatan sebesar 4,3% bila dibandingkan dengan realisasi rafi tahun 2024. Prognosa kondisi pasokan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Jawa Bali, Sumatera, Kalimantan dan sebagian besar Indonesia Timur pada periode RAFI 2025 pada kondisi aman,” jelas dia.
Selanjutnya, pada 31 Maret 2025 atau 1 Syawal 1446 Hijriah nanti sistem ketenagalistrikan nasional diproyeksikan dalam kondisi aman dengan daya mampu pasok sebesar 53.977 MW dan beban puncak sebesar 33.517 MW, sehingga cadangan daya masih tersedia sebesar 20.460 MW atau 61,05% dan beban puncak pada hari pertama Idulfitri meningkat 7,38% bila dibandingkan dengan beban puncak pada 2024 serta menurun 29,10% dibandingkan beban puncak pada hari-hari normal.
“Terkait dengan kegeologian telah dibentuk tim tanggap darurat bencana geologi yang akan merespon dengan cepat setiap bencana yang akan terjadi dan siaga dalam waktu 24 jam dan meningkatkan pemantauan gunung api secara cermat di beberapa gunung api aktif,” tukas Erika.
Wamen ESDM, Yuliot Tanjung pun turut mengapresiasi kinerja BPH Migas selaku Ketua Posko Nasional Sektor ESDM, bersama dengan seluruh jajaran yang melaksanakan proyek ini. Posko ini dinilai bukan hanya sekadar pusat pengendalian, melainkan juga wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam menjamin ketersediaan energi bagi masyarakat selama Hari Raya Idulfitri.
“Saya mengharapkan beberapa hal dalam pelaksanaan Posko ini. Satu, pengawasan ketat terhadap distribusi energi dengan memastikan stok BBM dan LPG mencukupi serta langkah antisipasi terhadap lonjakan permintaan. Dua, koordinasi yang efektif antar instansi termasuk BPH Migas, Pertamina, PLN, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya agar dapat merespons cepat setiap potensi kendala yang ada di lapangan, utamanya keselamatan dan kenyamanan masyarakat pastikan bahwa layanan energi kita dapat diakses oleh semua tanpa kecuali,” katanya.