Jakarta, Energindo.co.id – Implementasi Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM) berangkat dari kebutuhan masyarakat dan target dampak positif jangka panjang. Pertamina EP Rantau, lewat kajian social mapping, mengetahui tantangan dan potensi sosial yang khas di wilayah kerja di Kabupaten Aceh Tamiang. Yakni, jumlah penyandang disabilitas yang tinggi, banjir tahunan, serta kebutuhan pangan yang terus meningkat.
Dari kondisi inilah Pertamina EP (PEP) Rantau, bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1, merancang Program PPM yang tidak hanya responsif terhadap masalah, tetapi juga mendorong masyarakat agar mandiri dan tangguh.
“Kami ingin memberi ruang bagi kelompok rentan, termasuk difabel dan petani muda, untuk tumbuh mandiri dan ikut menjadi aktor perubahan. Begitu juga untuk pengentasan stunting yang sejalan dengan program pemerintah” ujar Iwan Ridwan Faizal, Manager Community Involvement & Development (CID) Pertamina Hulu Rokan Regional 1.
Difabel Berdaya di Sektor Ekonomi dan Tanggap Bencana
Salah satu terobosan yang mendapat perhatian luas adalah Sinar Pelita (Sistem Inklusif dan Responsif Pelibatan Difabel dalam Tanggap Bencana). Program ini melibatkan lebih dari 30 penyandang disabilitas yang dilatih menjadi anggota SATGAS DIGDAYA (Difabel Siaga Tanggap Bencana dan Berdaya). Mereka kini mampu membuat shelter darurat, mengoperasikan perahu evakuasi bertenaga surya, hingga box energy untuk penyimpanan daya saat banjir melanda. Program ini bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Tamiang.
Tak berhenti di situ, PEP Rantau juga memfasilitasi lahirnya Café Ramah Difabel pertama di Aceh Tamiang yang dikelola oleh tuna rungu, serta bengkel dan doorsmeer yang dikelola difabel tuna daksa dengan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Program-program ini tidak hanya memberi penghasilan, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas—dari penerima bantuan menjadi motor penggerak ekonomi.
Energi Bersih dan Sekolah Inovatif
Komitmen keberlanjutan juga diwujudkan melalui Program Desa Energi Berdikari. Program ini memberi Inklusi Coffee dan Bengkel Difabel alternatif sumber listrik dengan energi bersih. Hal ini juga diterapkan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Aceh Tamiang yang menjadi sasaran program Sekolah Energi Berdikari. Di lingkungan Pertamina, inisiasi menggandeng SLB sebagai Sekolah Energi Berdikari menjadi yang pertama.
Di SLBN Aceh Tamiang, energi bersih memanfaatkan panel surya 3,3 kWP dan baterai 5 kWh. Inovasi ini mampu menghemat Rp6 juta per tahun dan mengurangi emisi karbon hingga 1.565 KgCO2eq, sekaligus menjadi laboratorium hidup transisi energi untuk generasi muda.
Ketahanan Pangan Lewat Pemberdayaan Petani Cabai dan Melon
PEP Rantau percaya bahwa ketahanan pangan sama pentingnya dengan energi. Karena itu, perusahaan mendorong lahirnya Future Farmers—program yang mentransformasikan lahan tidur seluas 1,8 hektar menjadi kebun cabai produktif bersama Kelompok Tani Tunas Muda di Kampung Tanjung Seumantoh. Kini, cabai yang ditanam sudah puluhan kali panen dan memberi penghasilan jutaan rupiah bagi petani muda.
Pengurus Kelompok Tani Tunas Muda Kampung Tanjung Seumantoh, Amal Yudistira menyampaikan menerangkan cabai merupakan komoditi pangan di Aceh Tamiang. Kehadiran Pertamina EP Rantau Field sangat kami rasakan dalam membantu petani. Kita tahu menanam cabai itu rentan dan biaya menanam cukup besar dan kami berterima kasih sudah dibantu lewat program pemberdayaan ini,” ungkapnya.
Tidak hanya cabai, program Melonesia (Smart Farming Kelompok Melon Mutiara Aceh Tamiang) juga menjadi ruang belajar bagi petani mengembangkan pertanian berbasis teknologi. Lebih dari 25 calon petani melon dari Desa Kebun Tanjong Seumantoh telah mendapatkan pelatihan di kegiatan Sekolah Lapang. Mereka dibekali keterampilan untuk berkebun melon di rumahnya masing-masing. Melalui pendampingan dan kaderisasi, para petani muda dipersiapkan menjadi tulang punggung pangan daerah, sekaligus penopang logistik saat situasi darurat.
Lingkungan yang Lestari dan Upaya Pencegahan Stunting
Di bidang lingkungan, PEP Rantau menanam 1.650 pohon darat dan air serta melaksanakan konservasi mangrove di Pusong Kapal, Seruway. Lingkungan yang lestari akan selaras mendorong kesehatan yang baik. Upaya ini melengkapi program kesehatan masyarakat, khususnya program Pencegahan Stunting.
Pertamina EP Rantau menggelar kelas ibu hamil, pelatihan pangan bergizi dengan daun kelor, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting. Bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pertamina EP Rantau juga memberikan bantuan penyediaan alat bantu disabilitas pada hari peringatan disabilitas internasional.
Pengakuan Prestisius
Atas konsistensinya, PEP Rantau meraih Asia Responsibility Enterprise Awards (AREA) 2025 kategori Social Empowerment melalui program Sinar Pelita, serta Public Relation Indonesia Awards kategori Community Based Development untuk Rumah Kreatif Tamiang.
“Inklusi difabel, energi hijau, pertanian berkelanjutan, pencegahan stunting, dan pelestarian lingkungan bukan proyek sesaat. Ini investasi sosial untuk masyarakat Aceh Tamiang yang lebih tangguh,” tegas Iwan.