Ada beberapa netizen yang mencibir bahwa penurunan harga pupuk subsidi rata-rata 20 persen oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai akal-akalan semata. “Ibarat toko pakaian, mereka sudah menaikan harga terlebih dahulu, baru memberi diskon,” ungkap seorang netizen ketika mengomentari penurunan harga pupuk bersubdisi.
Namun kalau ditelusuri secara mendalam, pandangan itu salah. PT Pupuk Indonesia (Persero) beserta seluruh anak usahanya telah melakukan digitalisasi, sejak sejak tahun 2023 lalu, sehingga menghasilkan efisiensi yang bisa dinikmati masyarakat luas pada tahun 2025 ini.
Digitalisasi ini penting karena PT Pupuk Indonesia (Persero) dan anak usahanya harus mendistribusikan sebanyak 9 juta ton setiap tahun. Sudah begitu, letak geografis Indonesia yang sangat menantang dari ujung timur sampai barat, dari utara ke selatan. Semuanya membutuhkan pemikiran, energi, dan biaya yang besar.
Digitalisasi yang dilakukan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) adalah membangun pusat komando di Jakarta yang disebut dengan Command Center Pupuk, sehingga Semua aktivitas penyaluran, pergerakan stok, dan distribusi pupuk subsidi dapat diawasi langsung oleh operator di pusat secara real time. Selain itu, integrasi data antara kios, distributor, serta pihak pemerintah membuat informasi selalu up-to-date dan responsive terhadap dinamika lapangan. Keuntungan lainnya adalah memunculkan peringatan digital ketika terjadi anomali distribusi, sehingga dapat mencegah kasus penyelewengan dan menghindari kesalahan alokasi.
Hasilnya adalah “Sejak 2024 ke atas, distribusi pupuk subsidi lebih efisien 30 persen,” demikian diungkapkan dalam laman resmi Farmonaut, perusahaan global yang menjadi konsultan berbagai perusahaan di dunia dalam melakukan transformasi melalui digitalisasi.
Selanjutnya, dijelaskan juga bahwa berkat digitalisasi, sebelum ada Command Center Pupuk (2018-2022), titik distribusi pupuk berjumlah 11.500, namun setelah ada Command Center Pupuk (2023-sekarang) titik distribusi meningkat menjadi 12.800. Hal lainnya adalah ketepatan sasaran meningkat dari 74 persen menjadi 93 persen. Alokasi pupuk yang tersalurkan juga meningkat dari 85 persen menjadi 97 persen. Yang menurun berkat Command Center Pupuk adalah waktu rata-rata distribusi dari 15-17 hari menjadi 9-11 hari.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman memastikan kebijakan penurunan harga pupuk bersubsidi sebesar 20% tetap akan membuat BUMN tersebut akan mencatatkan keuntungan minimal Rp2,5 triliun pada tahun depan. “PT Pupuk Indonesia tetap untung tahun depan, minimal Rp2,5 triliun. Cantik nggak? Itulah revitalisasi,” ujar Amran kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (31/10/2025).
Maksud Pak Menteri tentu saja, digitalisasi melalui Command Center Pupuk telah menghasilkan efisiensi yang lumayan besar, meski PT Pupuk Indonesia (Persero) harus menurunkan harga jualnya, namun tidak menurunkan keuntungannya sebagai perusahaan.
Hanya satu kata: “Alhamdulillah…”.











































































