Jakarta, Energindo.co.id – Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengakumulasi empat saham nikel, yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), karena harganya sudah turun 50% dari posisi puncak. Empat saham tersebut mendapatkan rekomendasi positif dari Mandiri Sekuritas.
Secara fundamental, Mandiri Sekuritas mencatat, harga nikel di LME sudah naik 8% ke level US$ 17 ribu per ton dari level terendah US$ 15.700 per ton. Investor kini memang masih mencemaskan kondisi kelebihan pasokan nikel.
Tetapi, menurut Mandiri Sekuritas, Kamis (3/10/2024), yang perlu dicatat adalah China sudah merilis stimulus moneter untuk menggairahkan ekonomi. Produksi baja nirkarat (SS) di China juga diprediksi meningkat, sehingga bisa mengurangi kelebihan kapasitas nikel.
Faktor lainnya, Indonesia sudah menghentikan izin pabrik nikel RKEF yang menghasilkan NPI, feronikel, dan nikel matte. Ini akan mengurangi kekhawatiran kelebihan pasokan nikel kelas dua dari Indonesia.
Selain itu, rencana penutupan smelter nikel di Australia dan New Caledonia dengan total produksi 350 ribu ton akibat mahalnya biaya produksi akan mengikis pasokan nikel dunia.
INGS, lembaga riset nikel dunia, memprediksi surplus nikel berkurang menjadi 140 ribu ton pada 2025 dari tahun ini sebesar 170 ribu ton. Pada 2024 dan 2025, produksi nikel diprediksi mencapai 3,52 juta ton dan 3,65 juta ton vs konsumsi 3,35 juta ton dan 3,51 juta ton.