Jakarta, Energindo.co,id – Dalam rangka menjaga menjaga produksi di Lapangan Jangkrik di Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur, ENI akan melakukan penambahan pengeboran sumur baru. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan beberapa bulan lalu, ENI sedang melakukan proses persetujuan analisis dampak lingkungan.
“Diharapkan semua proses perizinannya dapat diselesaikan sebelum Juli. Jadi pengeborannya tidak jauh dari bulan itu,” ujar Hudi di Jakarta pada 7 Mei 2024. Eni merupakan perusahaan migas asal Italia yang beroperasi di Indonesia dalam bidang eksplorasi, produksi, dan pengembangan hidrokarbon, baik di darat maupun di lepas pantai. Selain mengoperasikan Lapangan Jangkrik, ENI juga melakukan pengembangan Merakes , sebuah ladang yang terletak di perairan dalam Kalimantan Timur yang akan memungkinkan negara meningkatkan produksi gasnya untuk pasar energi domestik dan untuk ekspor.
Floating Production Unit (FPU) Jangkrik adalah salah satu fasilitas produksi kebanggaan bangsa Indonesia. Fasilitas ini memiliki ukuran 46 meter x 192 meter atau sebesar 80% dari ukuran lapangan sepakbola dengan kapasitas 450 MMSCFD dan mulai beroperasi bulan Mei tahun 2017 untuk memproses hidrokarbon yang berasal dari 2 wilayah kerja yaitu Blok Muara Bakau B.V. dan Blok East Sepinggan (Merakes).
“FPU Jangkrik merupakan kebanggaan bangsa Indonesia karena merupakan FPU terbesar yang pernah dibangun dan dirakit di Indonesia,” ujar Direktur Pembinaan Program Migas Mustafid Gunawan ketika mengunjungi FPU Jangkrik – ENI Muara Bakau B.V, di Balikpapan, beberapa waktu lalu.
Kunjungan lapangan ke FPU Jangkrik merupakan apresiasi terhadap upaya ENI Muara Bakau B.V. untuk mematuhi ketentuan yang berlaku dengan mengupayakan penggunaan produk dalam negeri dengan kualitas yang mumpuni untuk menggantikan produk impor. Tujuan lainnya adalah memberikan edukasi kepada stakeholder bahwa optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan produk dalam negeri, akan memberikan multiplier effect secara positif, menumbuhkan jiwa nasionalisme yang tinggi, dan memberikan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dan berkompetisi langsung dengan negara maju lainnya.
Beberapa waktu sebelumnya, SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan ENI akan membawa investasi sebanyak US$ 16 miliar atau Rp 250 triliun ke Indonesia berupa pengembangan proyek untuk menambah produksi gas. Eni akan membangun Pusat produksi gas baru sebesar 1 Bcfd (miliar kaki kubik per hari) di cekungan Kutai utara, serta perluasan dataran tinggi sebesar 750 MMscfd di fasilitas yang ada di Cekungan Kutai selatan.
ENI telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2001 dan saat ini memiliki portofolio aset yang besar dalam tahap eksplorasi, pengembangan, dan produksi, dengan produksi ekuitas saat ini sekitar 80.000 barel setara minyak per hari dari ladang gas Jangkrik dan Merakes di Kalimantan Timur. (Aman Darmawan)