Jakarta, Energindo.co.id – Upaya memberdayakan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) oleh PETRONAS Indonesia dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus dipacu. Kali ini menyasar Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Gresik Jawa Timur. Desa ini termasuk wilayah industri. Dikelilingi 17 perusahaan besar, termasuk Petronas Indonesia. Oleh sebab itu, program pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan ekonomi menjadi concern utama.
Menurut Lilik Kusmiyatin, Ketua UMKM Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Sukga.id (Sukomulyo Toga Indonesia), ketiga aspek ini kemudian diterjemahkan sebagai upaya menyehatkan warga.
“Sehat badan, sehat lingkungan dan sehat financialnya. Karena itu masuk akal bila warga Sukomulyo memilih tanaman obat keluarga (Toga) sebagai alternatif pencegahan penyakit di wilayah pesisir ini,” terang Lilik pada Tim Media Visit KKKS – Jabanusa 2025 pada Jumat (20/6/2025) di Desa Sukomulyo, Gresik.
Menurutnya, salah satu tanaman obat yang dipilih adalah Bunga Telang. Setelah diolah dan diproses, bunga Telang dijadikan sebagai minuman kesehatan. Minuman ini dikemas dalam botol. Dilabeli Brand Telas.
Minuman kesehatan dengan bahan alami ini memiliki manfaat, diantaranya mengembalikan kondisi tubuh kembali fresh, menjaga kesehatan otak, menyehatkan mata dan kulit serta menghilangkan stres.
Selain minuman bunga telang, UEP juga memproduksi Sukga tea. Bahan dasar utamanya dari Bunga Telang dikombinasi dengan rimpang jahe dan kunyit. Kedua bahan herbal dikemas dalam kantong kecil untuk dijadikan sebagai teh celup sehingga lebih simpel dan praktis.
Kelompok UMKM yang disupport PETRONAS ini merambah ke pengolahan Aromaterapi. Tampil dengan brand ‘Sukga Aromaterapi’ yang menyegarkan tubuh dan ruangan. Cocok bagi pekerja keras untuk menghilangkan rasa penat, menghilangkan stes dan menaikkan mood.
PETRONAS Indonesia hadir di Desa ini sejak tahun 2022. Menggandeng pemerintah daerah, perusahaan migas asal Malaysia ini membangun ekowisata Wadas Glow, sebuah konsep wisata apung bernama Wisata Apung Segaran Global. Di areal tersebut PETRONAS mendirikan ruang kreatif terpadu sebagai pusat pemberdayaan komunitas.
Ruang ini dilengkapi galeri workshop, kolam pancing, dan program pelatihan UMKM. Di ruang kreatif ini, dimotori oleh kalangan emak-emak, mengolah beragam produk kesehatan dan minuman berbasis bahan alami seperti reed diffuser (pengharum ruangan alami), lilin aromaterapi, teh herbal berbahan rimpang, pengharum mobil, serta minuman herbal segar dari bunga telang, lemon, dan serai.
Produk-produk ini tidak hanya memberikan sumber penghidupan, tetapi juga merefleksikan kreativitas desa melalui produk bernilai tambah. Untuk mendukung pengembangan lebih lanjut, PETRONAS Indonesia membantu komunitas ini mendapatkan sertifikasi penting seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Sertifikasi Halal, yang telah diproses sejak 2024.
Inisiatif ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam mengembangkan UMKM berbasis komunitas, sekaligus membuka peluang ekonomi berkelanjutan di tingkat desa.
Melalui pendampingan berkelanjutan, produk Sukga.id diharapkan juga dapat dikenal di kota-kota besar dan menjadi contoh keberhasilan inovasi yang digagas oleh masyarakat setempat.
“Melalui program-program ini, kami ingin menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya tentang peningkatan ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi sebuah komunitas untuk tumbuh, berinovasi, dan melestarikan identitas budaya mereka.
PETRONAS Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dalam mendukung upaya pembangunan berkelanjutan khususnya di Jawa Timur,” ujar Septiana Dewi Nugraeni, Corporate Communications Manager PETRONAS Indonesia.
Kehadiran PETRONAS ini diapresiasi oleh Kepala Desa (Kades) Sukomulyo, Subiyanto. “Kontribusi PETRONAS manfaatnya sangat dirasakan masyarakat. Kehadiran perusahaan migas ini memberdayakan bukan memperdaya warga,” tegasnya.
Menurutnya, kerjasama dengan Petronas, bukan baru, tapi sudah dari tahun 2018, melalui Universitas Trunojoyo Madura (UTM), tapi tidak jalan.
Kemudian berlanjut tahun 2021 dan seterusnya sampai tahun sekarang ini, sudah banyak menghasilkan. “Kita dimasukan pendidikan, diikutsertakan lomba-lomba, pameran dan lainnya. Hasilnya, produk-produk kita sudah laku dijual dan bersaing di pasaran,” katanya.
Batik Damar Rukun
Selain di Desa Sukomulyo, PETRONAS Indonesia turut berkontribusi di pengembangan kerajinan batik. Tepatnya, Batik Damar Rukun di Desa Manyarsidorukun, Gresik. Produk UMKM lokal ini merefleksikan identitas budaya dan semangat gotong royong masyarakat Gresik.
Setiap motif batik, seperti bandeng dan mangrove, menggambarkan keunikan komoditas khas daerah ini. Pola-pola tersebut tidak hanya menjadi daya tarik visual tetapi juga membawa pesan mendalam tentang kebersamaan, rasa syukur, dan keharmonisan dari sebuah komunitas.
Dukungan PETRONAS Indonesia mencakup pelatihan keterampilan membatik, bantuan peralatan, hingga pendampingan dalam mengembangkan kemampuan produksi dan pemasaran.
Program ini dijalankan oleh sekelompok perempuan, mayoritas ibu rumah tangga, yang diberdayakan untuk merancang dan menghasilkan batik bermotif indah. Selain memberikan dampak ekonomi, inisiatif ini turut melestarikan warisan budaya batik sebagai simbol kebanggaan dan identitas lokal.
Salah satu anggota kelompok penerima PPM kerajinan batik Damar Rukun, Muriyatun mengatakan, awalnya dirinya tidak mengetahui tentang proses pembuatan batik. Ketika ada kesempatan, bahwa KKKS-Petronas menyelenggarakan pelatihan batik, maka kesempatan bagi Muryantun. Tidak hanya itu, anggota PKK ini juga mengikuti studi banding ke Solo.
Pengerjaan kerajinan batik turut didampingi oleh seorang pendamping kelompok pembuat batik, Yusuf Rizal Hadi Purnomo.
Yusuf Rizal menjelaskan, ia fokus pada pelatihan untuk proses pewarnaan. Dari mulai proses awal membuat desain dan pembuatan cetakan atau cap. Usai pelaksanaan pengecapan, selanjutnya proses pewarnaan. Proses selanjutnya adalah melakukan penguncian warna dengan water glass dan memasuki proses “melorot” dengan water glass juga.
“Nah, sedang cepat atau tidaknya jadi dan siap dijual, tergantung cuaca. Biasa sampai selesai itu 4 – hari. Itu juga tergantung cuaca. Jika cerah, maka proses penjemuran akan cepat dan banyak menyelasaikan. Tapi jika cuaca sebaliknya, ya harus bersabar,” kata Yusuf Rizal.
Kini, Batik Damar Rukun tidak hanya dikenal di wilayah lokal tetapi telah menembus pasar kota-kota besar seperti Jakarta. Prestasi ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi tetapi juga mengangkat nama Gresik sebagai daerah dengan identitas budaya yang kuat dan membanggakan.