Pagerungan Besar – Rabu pagi (18/6/2025) sekira pukul 07.40 WIB, kami berdua; Sofyan Badrie dari Energindo dan Albarsyah dari Topbusiness didampingi Ahmad Baidowi, Comdev Officer KEI dan Irfany, Humas KEI, bersiap-siap mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah Al-Kautsar Pagerungan Besar. Tepat pukul 08.00 perjalanan dengan mengendarai mobil Kijang warna hitam dimulai menuju lembaga pendidikan Islam. Lokasinya berjarak kurang lebih 4 – 5 Km dari daerah operasi Kangean Energy Indonesia (KEI).
Perjalanan ditempuh dalam tenggat lebih dari 30 menit. Sembari menelusuri hutan belantara dan pipa gas yang memanjang di jalanan, Ahmad Baidowi mengisahkan program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) KEI dan sokongan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Diantaranya, Program Berseri di Madrasah Ibtidaiyah Al-Kautsar. Ditengah perbincangan, tiba-tiba mobil kami memelankan atau menghentikan lajunya. Rupanya jalan menuju daerah binaan hanya dapat dilewati satu mobil. Ketika kendaraan kami berpapasan dengan motor, baik motor listrik, motor konvensional dan sepeda kayuh, terpaksa harus mengurangi laju. Bila motor telah lewat, kendaraan kami pun kembali melaju. Begitu seterusnya hingga sampai ke lokasi parkir. Jangan dibayangkan ada areal parkir khusus mobil di tempat yang bakal dikunjungi. Itu salah besar. Kami hanya bisa memarkir kendaraan di lahan depan Puskesmas. Setelah itu, kami berjalan kaki, melewati Yayasan Pondok Pesantren Al-Kautsar dan masjid. Di areal itulah lokasi Madrasah Ibtidaiyah Al-Kautsar berada. Kedatangan kami disambut hangat oleh Zakaria, Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Kautsar, ditemani oleh beberapa orang guru madrasah. Setelah memperkenalkan diri, kami pun mulai menanyakan up date Program Berseri kepada mereka.
Menurut penuturan Zakaria, program Berseri (Bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan) sangat dirasakan manfaatnya bagi anak didik, para guru dan keberlangsungan proses belajar mengajar di MI Al-Kautsar, Pagerungan Besar. Suasana lingkungan sekolah dan kelas terasa nyaman nan enak. Anak didik terdorong memiliki tanggungjawab untuk peduli lingkungan dan kebersihan. Selain itu, imbasnya berpengaruh pada pembentukan karakter anak didik. Padahal sebelum adanya program Berseri, para guru mengalami kesulitan untuk mendidik, mengarahkan dan membimbing para siswa-siswi menerapkan pola hidup bersih, sehat. dan ramah lingkungan. Untuk itulah KEI menggandeng lembaga pendidikan berbasis Islam ini melalui program Berseri.

Peran KEI
Program Berseri disupport oleh Kangean Energy Indonesia (KEI) berupa pendidikan dan penerapan pencegahan sedini mungkin pola hidup tidak sehat. Selain bimbingan, pengarahan dan pendidikan, KEI juga mensupport satu paket, berbentuk tempat makanan dan minuman. Ditambah lagi support tempat sampah dan galon air minum.
Apalagi, di Pagerungan Besar telah disediakan Tangki Air Bersih yang disediakan oleh KEI. “Bila tidak ada ini -(depot air bersih) kita kesulitan untuk memperoleh air bersih,” kata Zakaria pada Tim Media.
Menurutnya, saat ini anak-anak saat akan pergi sekolah dibiasakan untuk membawa bekal makanan (tempat makanan yang diberikan KEI) dari rumah masing-masing. Sedang air minumnya juga disiapkan pihak sekolah. Anak-anak mengisi tamblernya dengan air dalam galon yang tersedia di setiap kelas. Selama ini mereka mengonsumsi air minum yang tidak hygenis.

Program Berseri selain mengajarkan anak didik membuang sampah pada tempatnya juga membimbing pengelolaan sampah plastik melalui Ecobrick. Melalui program ini volume sampah plastik dapat dikurangi melalui ecobrick. Sebagai informasi ecobrick adalah botol plastik yang diisi penuh dengan sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang, kemudian dipadatkan menjadi bata ramah lingkungan. Ecobrick digunakan sebagai alternatif pengganti bata konvensional untuk berbagai keperluan, seperti membangun furnitur, taman, atau bahkan bangunan kecil.
Selain itu, pihak sekolah menggelar lomba mewarnai untuk anak-anak Pendidikan Usia Dini (PAUD). Pemenangkan diberi hadiah berupa satu paket tempat makanan dan minuman. “Targetnya mengenalkan anak soal sampah organik dan non organik sehingga dapat membedakan masing-masing jenis sampah itu,” kata Imran. Pihaknya juga membimbing anak-anak usia dini membuang sampah di tempatnya masing. Ini tempat sampah organik dan ini tempat sampah non organik.
Menurut Imran, pihaknya setiap minggu mengecek volume sampah organik dan non organik. Setiap hari Sabtu, lanjut Imran, diadakan penimbangan sampah organik dan non organik sehingga volumenya terpantau. Dengan demikian volume sampah diketahui, apakah berkurang atau justru bertambah.
Dia juga mengutarakan, sebelum program Berseri digulirkan, lembaga ini mengundang para orangtua murid, pihak kantin sekolah. Tujuannya menjelaskan program Berseri dan diharapkan ada kerjasama dengan mereka sehingga program Berseri dapat berjalan seirama dengan wali murid dan pihak kantin. “Tanpa dukungan dan kerjasama dengan mereka, mustahil program ini dapat sukses,” tandasnya.
Diharapkan, melalui pola pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah atau setingkat Sekolah Dasar (SD) timbul kesadaran terhadap urgensi pola hidup bersih dan sehat. Sehingga mereka dapat menerapkannya selain di lingkungan sekolah juga di rumah.

Terkait tangki air bersih, guru kelas IV MI Al-Kautsar, menuturkan bahwa beberapa waktu lalu, atas support KEI, terdapat penelitian air di Pagerungan Besar yang dilakukan oleh Ecoton, sebuah lembaga bidang pengelolaan sampah organik di Surabaya. Hasil penelitiannya mengejutkan! Pihaknya mengambil beberapa air sumur, air laut, dan air kemasan tidak layak dikonsumsi. Minimal harus direbus terlebih dulu sebelum minum. Warga sejak dulu telah terbiasa mengonsumsi air sumur tanpa dimasak. Jadi, keberadaan tangki air bersih sangat membantu warga sekaligus bagi anak-anak sekolah.
Hal senada juga diutarakan Sofya, guru Kelas VI MI Al-Kautsar. Dia menyatakan air tangki dari perusahaan sangat membantu warga. Apalagi di beberapa titik bagian daerah Pagerungan Besar tergolong daerah sulit air bersih. Ada yang kadarnya tawar. Tidak sedikit yang airnya berasa asin di lidah. Bahkan, saat dia memasak ketupat saat Hari Raya Idul Fitri dengan memanfaatkan air bersih di tangki yang disediakan KEI, rasa ketupatnya lebih enak, tidak ada jentik-jentiknya dan tidak cepat basi. Disamping itu air bersihnya juga bau walaupun dibiarkan hingga 3 bulan. “Sekarang untuk mengambil air bersih di tangki tidak lagi mengantri, tidak seperti dulu yang antriannya panjang,” kata Sofya, dengan wajah berbinar-binar.
Kondisi ini diamini oleh Baidhowi. Keberadaan tangki air bersih sejak tahun 2023 telah dikuras dan dibersihkan sehingga airnya lebih jernih. Pipa-pipa yang bocor diperbaiki sehingga aliran air lebih lancar mengalir ke rumah-rumah warga. Karena itu, Baidhowi berharap agar perawatan sarana tangki air bersih bisa masuk program desa sehingga dapat terus terpelihara secara berkelanjutan.
KEI memberikan bantuan air bersih kepada warga. Air bersih yang telah diproses dengan metode desalinasi ini diberikan setiap hari dengan volume 40 ton. Beberapa tahun lalu proses perbaikannya dilakukan secara swadaya. Namun sejak tahun 2024, atas uusulan perusahaan, masuk program desa. Jadi, dengan segala daya upaya dan keterbatasannya, perusahaan migas swasta dalam negeri ini mengupayakan untuk tetap mensupport pemberdayaan masyarakat. Identitas dan kapasitasnya sebagai perusahaan. Bukan Dinas Sosial apalagi sebagai Pemerintah Daerah.













































































