Jakarta, Energindo.co.id – Untuk memperkuat jalinan dan kolaborasi industri hulu minyak dan gas bumi dengan insan media serta mengawal program swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyelenggarakan media gathering 2024. Hajatan ini dilaksanakan di Batam Kepulauan Riau. Berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal 19 hingga 21 November 2024. Acara ini dihadiri 40 media nasional, para perwakilan dari KKKS dan SKK Migas turut memeriahkan event tahunan ini.
Dalam sambutannya, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada jurnalis melalui pemberitaan yang berimbang terkait industri hulu migas. Dukungan awak media tersebut tentu sangat berarti untuk terus membangun citra yang positif keberadaan industri hulu migas di Indonesia. Dia menyampaikan bahwa industri hulu migas merupakan salah satu lokomotif pembangunan dan engine driver perekonomian.
Hudi menyampaikan bahwa kontribusi hulu migas masih sangat besar bagi penerimaan negara, tahun 2023 sekitar Rp 200 triliun penerimaan negara dari sektor hulu migas. Selaras dengan hilirisasi yang menjadi salah satu fokus Pemerintah, saat ini minyak dan gas tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai bahan baku industri.
Sebagai dukungan kepada Pemerintah untuk mewujudkan swasembada energi, peranan industri hulu migas sangat signfikan dan potensinya masih menjanjikan. Untuk itu, Hudi menyampaikan dukungan dari media untuk terus memberitakan industri hulu migas secara berimbang tentu sangat diharapkan. Oleh karenanya, sinergi dengan media akan terus dilakukan dan melalui kegiatan semacam ini diharapkan dapat semakin terjalin hubungan baik dan saling menghargai sehingga pemberitaan mengenai hulu migas akan semakin baik.
Selain kegiatan engagement media, para jurnalis juga diajak untuk berkunjung ke salah satu industri penunjang migas yaitu PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) untuk mendapatkan informasi dan pengalaman berkunjung di pabrik salah satu produsen dalam negeri yang telah mendapatkan banyak kesempatan di sektor hulu migas dan menjadi salah satu perusahaan yang dibina SKK Migas dalam program kapasitas nasional.
PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) merupakan salah satu industri pendukung industri migas tanah air dan satu-satunya yang memproduksi pipa seamless atau Oil Country Tubular Goods (OCTG). Perusahaan yang menjadi bagian dari PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) memproduksi pipa seamless dan sudah tersertifikasi API 5CT (Casing & Tubing) dan API 5L (Line Pipe).
Penggunaan OCTG yang dibuat di dalam negeri dalam proyek migas tentu membuat operasional menjadi lebih efisien selain itu yang utamanya juga ini juga pipa seamless produksi Rainbow Tubulars Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) sudah mencapai lebih dari 50%. Tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri RTM juga sudah mampu melakukan ekspansi bisnis dan memasok produknya ke Rusia, Kanada serta Amerika Serikat.
Direktur Komersial dan Bisnis Rainbow Tubulars Manufacture Rudy Barkeilona menyatakan pipa seamless Rainbow Tubulars dipasok untuk memenuhi kebutuhan operasional beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), antara lain Pertamina EP, Pertamina Hulu Rokan (PHR), Medco E&P Indonesia, Petrochina serta Energi Mega Persada (EMP) yang memiliki banyak kegiatan produksi.
“Distribusi produk kami sepanjang tahun 2023, hampir 73% untuk Subholding Upstream Pertamina, overseas 10% , other 2% (KKKS lainnya), serta ke Pertamina Hulu Rokan 15%. Untuk 2024 komitmen untuk suplai pasar domestik seluruhnya,” kata Rudy saat kunjungan awak media di pabrik PT Rainbow Tubulars Manufacture disela kegiatan Media Gathering SKK Migas, Batam, Kepulauan Riau, Rabu,(20/11/2024).
RTM berdiri tahun 2016 dan langsung mendapatkan sertifikasi API atau standarisasi suplai material hulu migas tahun 2017, lalu 2018 dapatkan sertifikat TKDN dan SKUP dari pemerintah karena nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri lebih dari 40%.
RTM sendiri sedang membangun plant atau pabrik kedua dengan kapasitas mencapai 40.000 ton per tahun dengan total investasi lebih dari Rp300 miliar.